TADABBUR AYAT
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ADALAH USAHA YANG MAKSIMAL
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ
نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ
مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir”.(al-Baqarah:286).
1. Sungguh Allah (subhaanahu
wa ta`aala) Maha Adil dan Maha Mengetahui. Allah yang telah menciptakan
kita, Dia jugalah yang memberikan taklif (bebanan/kewajiban) kepada kita. Tidak
ada satu bebanan/kewajiban pun kecuali sesuai dengan kemampuan kita. Hal itu
karena Allah telah mengharamkan keatas zat-Nya (`ala nafsihi) untuk berbuat
zholim. Dalam satu hadith Qudsi, Allah berfirman:
إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي
Sesungguhnya Aku telah mengharamkan
berbuat zholim ke atas zat-Ku (`ala nafsi). (HR. Muslim)
2. Hanya masalahnya
sebagian orang terkadang menjadikan “لا يكلف الله نفسا إلا وسعها” sebagai justifikasi untuk meninggalkan kewajiban. Mungkin kita
mendengar sebagian orang yang mengatakan belum mau menutup auratnya, dengan alasan
“saya belum mampu untuk melakukannya, sembari mengatakan: “Allah kan tidak
membebankan kecuali sesuai kemampuan””. Dan hakikat agama ini adalah mudah يريد الله بكم اليسر
3. Apakah yang dimaksud memang demikian? Sementara telah dijelaskan diatas bahwa semua kewajiban yang dibebankan oleh Allah adalah sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
4. Disinilah kita
dituntut untuk jujur kepada Allah. Kita ambil satu contoh; seseorang yang
sebenarnya dia masih mampu untuk membawa beban 50 kg, akan tetapi dia
mengatakan: “aku hanya mampu membawa 20 kg”. Batas لا يكلف الله نفسا إلا وسعها untuk dia bukanlah 20 kg, akan tetapi adalah 50 kg. Artinya
adalah USAHA YANG MAKSIMAL.
5. Saat kita
melakukan USAHA YANG MAKSIMAL,
sebenarnya manfaat USAHA itu akan kembali kepada diri kita dan bukan kepada
orang lain. Karena itulah Allah mengatakan لها ما كسبت
, akan tetapi jika dia tidak melakukan USAHA YANG MAKSIMAL, bahwa sampai
meninggalkan yang wajib, maka mudharatnya akan kembali kepada diri kita juga,
karena itu Allah mengatakan
وعليها مااكتسبت
وعليها مااكتسبت
6. Memang sebagai manusia, tidak bisa dipungkiri bahwa kita punya banyak keterbatasan. Walapun kita telah berusaha melakukan usaha yang maksimal, akan tetapi pasti ada kurangnya. Bisa jadi kita terlambat untuk melakukan kewajiban tersebut karena LUPA, atau saat melakukannya masih banyak KESALAHAN. Karena itulah kita bermohon kepada Allah ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا.
7. Masa yang sama, kita sebagai hamba Allah yang lemah, minta kepada-Nya untuk tidak memikulkan beban yang pernah Allah pikulkan kepada ummat sebelum kita. Dan kenyataannya memang demikian, dan ini adalah merupaka kasih sayang Allah subhaanahu wa ta`aala kepada kita ummat Nabi Muhammad shallallaahu `alai wa sallama.
8. ربَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ bukan bermakna, bahwa kita meminta kepada Allah untuk dikurangi beban, shalat zuhur jadi dua rokaat misalnya, tidak mungkin. Akan tetapi yang kita minta kepada Allah adalah agar kemampuan daya pikul kita ditambah oleh Allah subhaanahu wa ta`aala. Jika selama hari ini memikul 20 kg berat terasa oleh kita. Akan tetapi ketika daya pikul ditambah oleh Allah, mengangkat yang 20 kg seperti mengangkat 1 kg.
9. Jika kita sudah melakukan usaha yang maksimal, daya pikul sudah ditingkat oleh Allah subhaanahu wa ta`aala, jangan sampai tertipu dengan amal, jangan merasa sudah hebat, jangan merasa, kayaknya kalau mati pasti masuk syurga, jangan. Tetaplah tawadhu`. Tetaplah minta keampunan dari Allah agar terhindar dari neraka, tetaplah minta rahmat dari Allah agar dimasukkan Allah ke dalam syurga. Karena hakikat kejayaan yang sesungguhnya adalah ومن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, sesungguhnya dia telah berjaya.
10. Kembalikanlah urusan kepada Allah أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين